Rabu, Juli 30, 2008

Mutiara di Ujung Sana

mentari senja
perlahan tenggelam
membiaskan cahaya kemerahan
burung camar memekik petang
menangisi mentari pulang, menangisi

kita duduk di tepian,
mendengarkan gemercik mengalir
tak terbendung
darimanakah sumbernya
air matamu pun menderas

kulihat senja perlahan
ingin kutahan kenangan ini
tak akan sempat berlalu
walau sekejap
tak akan kulepaskan
kekasih yang kudekap erat, erat

ah, senja yang kelabu, kuning dan ungu
biarkan aku sebebas burung camar itu
biarkan kutangkap pelangi diujung sana
sedang mentari merah disampingku
mengalirkan muara duka dan bahagia

bercerita tanpa kata-kata
menangis tanpa air mata
langit bagaikan layar,
kisah tentang perjalanan
ombak di ketenangan pusaran

tapi waktu tak berpihak
pada angin dan ombak
pada saatnya harus berpisah
menemukan dunia kita
yang tersembunyi dibalik kenangan

katakan dengan senyummu, pelangi
akan kutemukan
mutiara diujung sana

Tidak ada komentar: